''Demikianlah mesej puisi Kesaksian Bapak Saija puisi Rendra tentang penyesalan seorang penakut yang terlambat berbicara,kerana penyesalannya menjadi penakut itu hanya timbul sesudah ia mati. ''...Hidup tanpa daya, sebab daya ditindih ketakutan. Setiap hari seperti mati berulang kali. Setiap saat berharap menjadi semut, agar bisa tidak kelihatan Sekarang setelah mati, baru aku menyadari, bahwa ketakutanku membantu penindasan. Dan sikap tidak berdaya, menyuburkan ketidakadilan....'' Demikianlah Rendra membangkitkan Bapak Saija dari alam barzakh untuk memberikan kesaksian tentang penyesalannya menjadi manusia penakut sewaktu masih hidup.Sebagai orang kecil ia takut berbicara kerana risikonya adalah maut. Namun sudahnya Bapak Saija mati juga,mati sebagai korban kezaliman penguasa.Sesudah mati ia menyesal kerana tidak berani berbicara dan tidak berani melawan.Sekarang ia baru menyedari bahawa selama hidupnya sebagai penakut,ia telah bersyubahat dalam melakukan kezaliman. Justeru,ketakutan dan ketidakberdayaannyalah yang menyebabkan orang lain menjadi berani melakukan kezaliman'' -Dato Dr Siddiq Fadzil : Artikel ''Pemberdayaan Umat:Kembalikan Daulat Keinsanan Rakyat ! '' dalam buku ''Islam dan Melayu:Martabat Umat dan Daulat Rakyat'' terbitan Akademi Kajian Ketamadunan,Kolej Dar Al-Hikmah (Cetakan Pertama 2012)
PERJUANGAN CINTA MAHASISWA...... CINTA TUHAN - CINTA MANUSIA -CINTA ILMU-CINTA HIKMAH- CINTA keBENARan - CINTA keADILan - CINTA perUBAHan - CINTA penCERAHan
No comments:
Post a Comment