Minggu
ini nenek tiri saya meninggal dunia di Kedah,dan saya jatuh
demam-batuk-selesema-pening kepala 2-3 hari + demam bola sepak Piala
Dunia 2014.
Ini antara alasan saya tidak berjaya siapkan
artikel yang saya cadang hendak siapkan berkenaan pemikiran Buya Prof
Syafii Maarif yang akan hadir dalam Seminar Pemikiran Reformis esok
pagi.
Apapun saya akan kongsikan sedikit koleksi isi penting hasil bacaan
saya terhadap pemikiran beliau dalam buku lama beliau 'Al
Quran,Realitas Sosial dan Limbo Sejarah(Sebuah Refleksi)' dan kata
pengantar beliau dalam buku 'Muhammadiyah dan NU Reorientasi Wawasan
Keislaman'
Al Quran,Realitas Sosial dan Limbo Sejarah(Sebuah Refleksi)
Al-Quran,pemeluk beriman dan limbo sejarah
Dengan demikian lembaran sejarah pemeluk beriman juga penuh oleh darah
saudara seagama padahal Al-Quran dengan bahasa keras dan tajam
mengatakan bahwa pemeluk beriman itu wajib bersaudara.persaudaraan yang
melambangkan kekuatan sebagai ummat yang satu.Mengapa perbedaan
pendapat dalam politik,teologi dan fiqh telah merunyamkan barisan
persaudaraan kita?Padahal sejarah menunjukkan bahwa dalam pemikiran
tidaklah mungkin kita mempertahankan satu ijma’(consensus) tapi untuk
soal-soal praktis kemasyarakatan memang semacam ijma’ yang tidak terlalu
ketat diperlukan –mukasurat 3
Malek Bennabi(meninggal 1973)
telah mengemukakan suatu teori yang menarik tentang masalah ini.Teori
itu pada pokoknya mengatakan bahwa ummatIslam dijajah adalah karena
mereka punya mentalitas yang memang pantas dijajah.Teori ini terasa
kejam tapi tampaknya didukung oleh kenyataan-muka surat 3
Dengan demikian kita sebenarnya punya kesempatan yang baik sekali untuk
memulai sesuatu yang segar dalam merumuskan sebuah pandangan
dunia(worldview) berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang otentik untuk
memenuhi keperluan kita pada abad ini.Sedangkan karya-karya klasik
sarjana/ulama Islam kita pakai sebagai bahan perbandingan.Sebagai bahan
perbandingan,kita dengan demikian adalah bebas untuk menerima atau
menolak pendapat-pendapat mereka.
Dengan kata lain,bukanlah sebuah
dosa untuk meninjau kembali isi syari’ah yang sebagian besar adalah
hasil ijtihad sarjana/ulama/pemikir Muslim masa lampau –muka surat 4-5
Pertanyaan kita sederhana saja: Apakah kita tidak termasuk mayoritas
manusia yang memalingkan telinga dari kebenaran dan amat malas
berfikir?Mari kita berkaca diri !-muka surat 6
Al-Quran dan pembentukan kelompok ulu’l-albab
Dalam pada itu pada masa yang bersamaan dalam masyarakat Muslim
tersebar pula ajaran-ajaran sesat yang mengkhotbahkan perlunya
ditumbuhkan sikap membenci dunia.Pengikut-pengikut ajaran ini mengatakan
bahwa dunia buat si kafir,sedangkan akhirat buat si Muslim.Disini
ajaran Al Quran sudah dibenamkan ke bawah debu-debu ajaran mistik yang
tidak bertanggungjawab.Akibatnya,si Muslim awam menjadi korban untuk
sekian kalinya oleh ajaran Islam yang sudah diputarbalikkan itu.Iman
ummat menjadi rusak,akhlak binasa,sedangkan mutu kehidupan Muslim secara
keseluruhan berada dalam situasi yang sangat memelas.Al Quran yang
berorientasi ke depan menjadi tidak berdaya di tangan ‘dukun-dukun’
agama yang biasa memperjualbelikan ayat-ayat kitab suci dengan harga
yang sangat rendah- muka surat 13-14
Si Muslim telah kehilangan
kepercayaan kepada dirinya.Mereka sudah tidak berpikir lagi.Islam telah
menjadi agama elit,dipahami hanya dan itupun secara parsial,oleh
kelompok tertentu dalam suatu masyarakat.Keadaan semacam ini sudah tentu
bertentangan sama sekali dengan pernyataan Al-Quran sebagai ()
(petunjuk bagi manusia).Al Quran sebenarnya dari halaman pertama sampai
terakhir menyatakan perang terhadap elitism dalam pemahaman agama.Kitab
suci ini terbuka buat setiap manusia,asal ia punya hati dan otak yang
pro kepada kebenaran dan kebaikan.Oleh sebab itu jarak pengertian
tentang Islam antara si awam dan mereka yang pandai harus semakin
diperciut hingga keawaman itu musnah dari permukaan hati ummat.Ummat
yang cerdas tidak mudah dipermainkan oleh pemimpin dan sarjana yang
kurang bertanggungjawab-muka surat 14
Tetapi kata Toynbee pada
abad sekarang kita menyaksikan sebuah ‘jurang moralitas’ (morality
gap):teknologi mencatat kemajuan-kemajuan kumulatif sementara moralitas
mengalami kemerosotan dari hari ke hari.Akibatnya cukup fatal,yaitu
penyalahgunaan ilmu dan teknologi bagi kehancuran ras manusia.Lalu
Toynbee menyimpulkan: ‘ Material power that is not counterbalanced by
adequate spiritual power,that is,by love and wisdom,is a curse and not a
blessing’(lih.Surviving the Future,1971,hal.41)(Kekuatan material yang
tidak diimbangi oleh kekuatan spiritual yang memadai,yaitu oleh cinta
dan kebijaksanaan,adalah sebuah kutukan bukan sebuah rahmat).Dan
tragisnya,kata Toynbee,ummat manusia ternyata tidak kompeten dan tidak
berhasil berurusan dengan dirinya sendiri.’The world in our time is
being dehumanized,and this is distressing’(hal.43),katanya lebih
jauh.(Dunia pada masa kita sedang mengalami tahap de-humanisasi,dan ini
sangat memprihatinkan)-mukasurat 15-16
Seorang Mu’min sejati
disamping punya integritas pribadi,juga hati-nurani-nya sangat peka
terhadap masalah-masalah yang dihadapi ummat manusia.Dia sadar betul
bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri.Kesadaran inilah yang
menimbulkan rasa kebersamaan dan solidaritas,bukan saja terhadap manusia
seagama,tapi juga terhadap manusia yang beragama lain,asal prinsip
saling menghormati dan menghargai dipegang teguh-muka surat 16
Ungkapan ulu’l-albab dalam bahasa modern dapat kita terjemahkan sebagai
kaum intelektual beriman.Kelompok ini punya visi yang jauh ke depan,di
samping punya kebijakan dalam menghadapi masalah-masalah masyarakat dan
kemanusiaan-muka surat 18
Tetapi kelompok ulu’lalbab bukanlah
kelompok elit yang terpisah dari denyutan nadi masyarakat
luas,sebagaimana yang telah saya singgung di atas.Gerbang untuk menjadi
ulu’lalbab terbuka bagi siapa saja yang beriman dan punya kepekaan
nurani dalam menghadapi soal-soal krusial dalam kehidupan manusia-muka
surat 19
Eksistensi manusia bertauhid di tengah perubahan sosial:Sebuah tinjauan Qurani
Menurut hemat saya,nilai eksistensi manusia bertauhid ditentukan oleh
intensitas amal kebajikannya terhadap ummat manusia secara
keseluruhan.Kebajikan ini terujud dalam bentuk tegaknya
keadilan,persamaan,persaudaraan
dan kedamaian dalam masyarakat manusia.Manusia menurut Al-Quran adalah
sebuah keluarga besar() Inilah pesan universal Al Quran yang wajib
direalisasikan oleh manusia beriman.Bukan semata-mata untuk
dirinya,tapi juga untuk diri orang lain yang tidak seiman
dengannya-mukasurat 28
..manusia beriman haruslah mampu memberi
arah moral bagi setiap perubahan sosial.Kegagalan memberi arah yang
benar ini dapat berarti kegagalan kita sebagai manusia beriman.Tetapi
hendaklah diingat bahwa memberi arah yang benar itu hanyalah mungkin
bila kita sendiri menghayati hakekat perubahan itu hingga kita tahu
betul dimana kita berada sekarang dan akan ke mana kita harus
berangkat.Oleh sebab itu pendekatan induktif dalam membaca perubahan
sosial haruslah dikawinkan dengan pendekatan deduktif yang bersumber
dari ajaran.Untuk membumikan suatu ajaran hanyalah mungkin bila kita
memiliki data sosial yang memadai.Manusia beriman sebagai konsekuensi
logisnya adalah manusia yang berdiri paling depan dalam memberikan
alternatif-alternatif moral bagi suatu perubahan,setelah ia lebih dulu
memelopori kehidupan bermoral itu.Di antara indikator orang yang
beriman yalah kepekaan nuraninya yang tajam terhadap masalah moralitas
dan keadilan.Bila indikator ini tidak tampak,boleh jadi itu berarti
bahwa nuraninya telah lama tumpul dan karenanya perlu dipertajam
lagi-muka surat 28
Apresiasi Tauhid
..kepercayaan
kepada satu tuhan hanyalah akan punya makna bila dampaknya dalam
kehidupan masyarakat berupa tegaknya keadilan dan kebersamaan dirasakan
secara mantap oleh semua golongan.Tanpa dampak sosial ini maka prinsip
tauhid barulah berada di awang-awang.Dan untuk membawanya turun ke bumi
diperlukan perjuangan dan kerja keras-muka surat 35
Islam dan dasar negara di Indonesia
Bila orang mempelajari Al Quran dengan agak cermat,ia akan menemukan
dua prinsip dasar yang tidak dapat dipisahkan.Dua prinsip dasar itu
yalah prinsip tauhid dan prinsip keadilan.Keadilan disini mencakup ruang
lingkup yang sangat luas seluas bidang kegiatan manusia itu.-muka surat
65-66
IAIN dan tantangan
Bung Hatta pernah
mengemukakan bahwa ummat Islam itu hendaknya memakai filsafat
garam:terasa tapi tidak kelihatan.Jangan pakai filsafat gincu:kelihatan
menyolok tapi tidak terasa-muka surat 90
Dalam kesempatan lain
Iqbal berkata: ‘Janganlah kamu mau menjadi deburan ombak yang berbunyi
hanya ketika menghempas tepi pantai.Tapi jadilah air bah yang mengubah
wajah dunia ini dengan amalmu’-muka surat 90
Perkembangan pemikiran tajdid dalam Islam
Tajdid adalah usaha dan upaya intelektual Islami untuk menyegarkan dan
memperbaharui pengertian dan penghayatan ummat Islam terhadap agamanya
berhadapan dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.Kerja tajdid
adalah kerja ijtihad yang sangat strategis dalam membumikan
ajaran-ajaran Islam dalam konteks waktu dan ruang-muka surat 96
Ijtihad sebagai gerakan intelektual islami oleh mayoritas ulama telah
dianggap tabu sejak kira-kira abad ke 10 M pada saat posisi
mazhab-mazhab telah semakin mapan.Tapi siapa sebenarnya yang menutup
pintu ijtihad itu tidak seorang pun yang tahu.Yang jelas yalah bahwa
sejak abad itu bintang-bintang pemikir Islam sudah menjadi manusia
langka dalam perputaran sejarah Islam.Ummat Islam secara keseluruhan
tidak lagi berorientasi ke masa depan dalam posisi syuhada’ala ‘lnas
atau umma wasath,tapi lebih senang menengok kepada kemegahan masa lampau
yang telah hilang.Kelompok ulu’lalbab yang punya visi jauh ke depan
hampir-hampir tidak muncul lagi ke permukaan-muka surat 96
Strategi dakwah
Dari tauhid mengalirlah prinsip keadilan dan kebersamaan yang
menegaskan bahwa manusia itu satu famili dan oleh karena itu kesenjangan
dan kezhaliman akibat struktur sosial yang sangat pincang harus
diubah.Keimanan kepada satu tuhan dilengkapi dengan keimanan kepada hari
akhir yang menegaskan prinsip rasa tanggungjawab manusia di seberang
kehidupan ini-muka surat 13
Yang hendak kita ciptakan yalah
sosok manusia dan masyarakat egaliter dimana persamaan,persaudaraan dan
keadilan sebagai pancaran sinar tauhid dirasakan oleh seluruh anggota
masyarakat sebagai suatu rahmat yang sejuk dan segar –muka surat 105
Konsep Islam tentang disiplin dan disiplin kehidupan
Di sini shalat yang dikerjakan atas dasar prinsip disiplin waktu
melambangkan hubungan menaik manusia sebagai makhluk pilihan dengan
Allah Maha Pencipta.Tapi kontak intim dengan langit ini haruslah
bermuara dalam bentuk hubungan mendatar sesama manusia yang dilambangkan
oleh zakat dan 1001 amal sosial lainnya.Bila kontak menaik dengan Allah
ternyata tidak membawa dampak positif dan konstruktif dalam lalu lintas
hubungan sosial sesama manusia,maka menurut Al-Quran kontak semacam itu
adalah kontak mekanis yang tidak didukung oleh pengertian dan disiplin
kesadaran beragama.Dengan kalimat lain,kontak seperti itu mungkin
hanyalah sebuah pertunjukan hipokrisi ! –muka surat 130
Posisi ummat Islam terhadap perkembangan teknologi modern(Sebuah tinjauan moral-filosofis)
Berbeda dengan kelompok intelektual menara gading,ulu’lalbab adalah
juga para ideolog yang ingin mengaktualisasikan gagasan-gagasan moral
yang diyakininya dalam kehidupan masyarakat.Pendeknya mereka ingin
membawa masyarakat secara bijak dan arif untuk menuju suatu dunia
cita-cita yang sepenuhnya manusiawi tapi dengan landasan etik
transcendental yang kokoh dan universal-muka surat 144-145
Yang
menjadi soal kemudian yalah bahwa setelah tali lasso yang mencekik
leher itu dicampakkan,ummat Islam masih belum mengerti betul bagaimana
memperlakukan Islam dalam lalu lintas kehidupan modern.Kebekuan berpikir
yang telah berlangsung cukup lama tampaknya memerlukan suatu operasi
religio-intelektual secara besar-besaran-mukasurat 149
Oleh
sebab itu sikap apresiatif terhadap kerja-kerja intelektual di kalangan
ummat wajib kita galakkan dan kita bantu-muka surat 149
Disamping itu diperlukan pula kesabaran tingkat tinggi untuk
menghidupkan sikap-sikap budaya toleran tidak saja terhadap
pikiran-pikiran yang hidup pada golongan lain tapi juga terhadap
kelompok-kelompok ummat kita sendiri yang kadang-kadang memakai ukuran
hitam putih dalam menilai dan membaca suatu isyu apakah itu
politik,sosial maupun agama.Sudah barang tentu dalam kita bersikap
syarat kejujuran intelektual menjadi sangat mutlak.Dengan kata
lain,komitmen kita kepada kebenaran adalah komitmen yang ikhlas dan itu
memang kita pilih secara sadar dalam rangka memberi makna kepada
kehadiran kita sebagai kelompok yang mau berpikir-muka surat 150
Arah moral dan wibawa moral-Pada hakekatnya seluruh gerakan kenabian
bertujuan untuk memberikan arah moral bagi kemanusiaan.Dalam kasus
Muhammad berdasarkan fakta sejarah,kekuasaan yang pernah digenggamnya
adalah untuk menegakkan suatu tata sosio-politik yang etis.Beliau sadar
betul bahwa tujuan terakhir dari kekuasaannya adalah moral.Dengan
demikian peperangan yang dilancarkannya adalah untuk membumikan
cita-cita moral ini dimana keadilan,persamaan,persaudaraan
dan kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat tanpa
memandang agama,asal usul dan latar belakang sejarah.Dengan demikian
kemanusiaan Islam adalah kemanusiaan universal.Al-Quran memandang ummat
manusia sebagai suatu famili besar(2:213,10:19).Perbedaan suku,bangsa
dan letak jugrafi tidak punya makna yang esensial bagi cita-cita
kemanusiaan sekalipun faktor-faktor ini dalam pengalaman empiris kita
sering benar membawa bencana.Tapi keyakinan bahwa ummat manusia itu satu
jangan sekali dilepaskan betapapun sifat tiranik dan bodoh kita sering
benar menutup pembumian cita-cita itu-mukasurat 153-154
Kata pengantar buku Muhammadiyah dan NU Reorientasi wawasan keislaman
Dalam perspektif ini apa yang dikenal sebagai produk pemikiran
Islam,klasik maupun modern,tetaplah ia terikat dengan ‘pasungan’ ruang
dan waktu,dengan faktor-faktor lingkungan historis.Tidak terkecuali
dalam kaitan ini pemikiran dalam fiqh,teologi,pendidikan,sosial,ekonomi,dan
budaya.Dengan demikian sebagai hasil pemikiran yang ‘terpasung’ oleh
ruang dan waktu itu tidak ada yang tidak boleh dipertanyakan.Selama
kerja kajian ulang itu tetap berada dalam bingkai iman dan kepercayaan
penuh akan kebenaran mutlak ajaran Islam,selama itu pulalah menurut
hemat saya pintu terbuka bagi siapa saja yang punya otoritas untuk terus
melakukannya.Islam bukanlah sebuah agama yang sibuk ‘mengurus’ Tuhan
sementara para pemeluknya hina dan terkapar di bumi