Satu puisi yang tercatat pada penanda buku(hadiah daripada Konsultan SangSurya yang mengendalikan bengkel sewaktu Temu Pemuda Serantau 1 di Kaliurang,Yogyakarta) menarik perhatian saya.
Di bawah ini saya sertakan puisi tersebut....untuk dibaca...di deklamasi....dihayati..
MURID
Hai guru,
Aku terjepit dengan berbagai masalah dan kesulitan hidup,
Aku tidak tahu,harus lari kemana?
JAWAB SUFI
Justru kehidupan semacam Itulah yang harus kau tempuh,
Kalau engkau ingin menjadi Rajawali
Maka kau harus membuat sangkar di puncak-puncak gunung,
Di pohon-pohon yang tinggi,
Sehingga setiap hari kau dihantam petir,
dengan demikian kau berhak menjadi Rajawali.
Kalau kau takut pada tantangan,
kau sembunyi saja di ketiak ibumu,
buatlah sangkar di semak-semak belukar,
jadilah anak ayam atau burung pipit.
(Jangan pergi jauh dan jangan ke mana-mana)
Pemuda harus jadi Rajawali,
santapan paginya adalah halilintar dan petir!!!
MURID
Hai guru,
Aku terjepit dengan berbagai masalah dan kesulitan hidup,
Aku tidak tahu,harus lari kemana?
JAWAB SUFI
Justru kehidupan semacam Itulah yang harus kau tempuh,
Kalau engkau ingin menjadi Rajawali
Maka kau harus membuat sangkar di puncak-puncak gunung,
Di pohon-pohon yang tinggi,
Sehingga setiap hari kau dihantam petir,
dengan demikian kau berhak menjadi Rajawali.
Kalau kau takut pada tantangan,
kau sembunyi saja di ketiak ibumu,
buatlah sangkar di semak-semak belukar,
jadilah anak ayam atau burung pipit.
(Jangan pergi jauh dan jangan ke mana-mana)
Pemuda harus jadi Rajawali,
santapan paginya adalah halilintar dan petir!!!
No comments:
Post a Comment